Pendidikan masyarakat akat merupakan salah satu pendidikan yang diperuntukan bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa melihat perbedaan latar belakang pendidikan, usia, suku, perekonomian, suku, agama, status sosial kondisi mental fisik seseorang. pendidikan masayarakat ditujukan pada mereka yang memiliki keinginan untuk belajar dan menambah wawasan serta mencari keterampilan baik itu soft skill maupun hard skill. ada banyak sekali program yang ada di pendidikan masyarakat, diantaranya yaitu program keaksaraan fungsional.
Sumber Photo : BandungNewsPhoto.com
keaksaran fungsional atau lebih dikenal dengan pemberantaan buta aksara yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan masyarakat merupakan salah satu perogram pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk mengenalkan atau mendidik masyarakat cara membaca bagi mereka yang masih dianggap buta aksara. Keaksaraan fungsional merupakan suatu pendekatan
atau cara untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam menguasai dan
menggunakan keterampilan menulis, membaca, berhitung, mengamati, dan
menganalisa yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan
potensi yang ada di lingkungan sekitarnya (Buku Pedoman tutor KF, 1998:2).
Sejarah perkembangan keaksaraan fungsional
Mulai abad 19 hingga pada tahun 1980 dikembangkan
Literacy Traditional yang meliputi kemampuan membaca, menulis, mengeja,
mendengar dan berbicara. Pada saat itu pula, Amerika menambahkan berbagai
kemampuan tersebut dengan kemampuan pemaknaan, fungsional dan kemampuan
berhitung. Scotlandia juga menambahkan kembali kemampuannya dalam memecahkan
masalah dan memperoleh informasi. Berdasarkan standar literacy dari
masing-masing Negara tersebut, mereka memiliki tujuan dasar yang sama yaitu
agar masyarakatnya mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi yang ada,
kemudian informasi yang sudah mereka miliki dapat dijadikan sebagai sumber
ataupun bahan dalam mengungkapkan pendapat dan gagasan (ide). Sehingga,
masyarakat dapat membuat keputusan dan memecahkan masalah, baik dalam keluarga,
pekerjaan ataupun sebagai warga negara dan sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Sampai pada tahun 1990, dibeberapa Negara maju
seperti Jepang, Korea, Taiwan, Negara-negara Eropa dan Amerika sudah
dikembangkan literacy komputer (teknologi), information literacy dan multimedia
literacy. Perkembangan literacy tersebut sudah mulai melibatkan kemampuan
masyarakatnya dalam konsep literacy berbasis digital ataupun tekonologi dan
bukan sekedar baca tulis hitung saja. Berbeda dengan literacy di Indonesia pada
tahun 90-an ini baru mulai dikembangkan Keaksaraan Fungsional (KF) yang didalamnya
memfokuskan pada strategi diskusi, membaca, menulis, berhitung dan aksi untuk
dapat memecahkan masalah yang dihadapi warga belajar dalam kemampuan
sehari-hari. Banyak masyarakat di Indonesia yang tidak mampu mengikuti kegiatan
sekolah karena aksesibilitas pendidikan yang kurang baik. Kebiasaan orang tua
yang giat dan selalu bekerja keras dalam memperoleh pendapatan memberikan
dampak kepada anaknya. Di Indonesia dan tepatnya di wilayah-wilayah tertentu
masih banyak orang tua yang memiliki pemahaman yang kurang dalam hal
pendidikan. Tidak sedikit dari mereka yang memperkerjakan anaknya untuk
membantu memperoleh pendapatan keluarga, menurutnya tanpa sekolah pun mereka
mampu bertahan hidup. Pola pikir yang salah menutup jalan terhadap anaknya yang
ingin memperoleh wawasan yang luas. Terdapat tiga kategori besar masyarakat
Indonesia, yakni praliterasi, literasi dan posliterasi.
- Masyarakat praliterasi yang hidup dalam tradisi lisan dan sulit mengakses media seperti buku, TV, internet dan lain-lain. Walaupun mereka dapat mengakses tetapi tidak bisa mencernanya dengan mudah.
- Masyarakat literasi yang memiliki akses terhadap buku, tidak berarti tradisi baca-tulis dapat tumbuh dengan subur dikalangan ini.
- Masyarakat posliterasi yang memiliki akses buku dan teknologi informasi dan audio visual.
Penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan
memang menjadi tulang punggung kemajuan peradaban suatu bangsa. Tidak mungkin
menjadi bangsa yang besar, apabila hanya mengandalkan budaya oral yang mewarnai
pembelajaran di lembaga sekolah maupun perguruan tinggi.
Selanjutnya hingga abad 20, disaat Negara maju sudah
ingin mencapai target literacy arts, literasi kesehatan, literasi politik
ataupun literasi menuju sosio-ekonomi, maka Negara Indonesia sedang melakukan
proses pemulihan kembali masyarakat yang buta huruf melalui program Keaksaraan
Fungsional (KF) pada tahun 1995 yang dilakukan di 9 provinsi. Dapat diketahui
bahwa pada tahun 2003-2004 jumlah masyarakat Indonesia yang menyandang buta
aksara usia diatas 10 tahun sebanyak 15.533.571 jiwa, dimana sekitar 66,09%
diantaranya kaum perempuan. Dari sejumlah penyandang aksara tersebut, ada
4.410.627 orang yang termasuk pada kelompok usia produktif yaitu usia antara
10-44 tahun
Tujuan Program Keaksaraan Fungsional
Adapun tujuan utama dari adanya program keaksaraan fungsional ini adalah untuk memberantas buta aksaraka di kalangan masyarakat umum terutama di daerah pelosok yang masih kurang dari segi pendidikannya. Dalam buku Pedoman Tutor Kelompok Belajar Keaksaraan
Fungsional tujuan program keaksaraan fungsional adalah diharapkan peserta didik
untuk :
- Meningkatkan pengetahuan membaca, menulis dan berhitung serta keterampilan fungsional untuk meningkatkan taraf hidupnya,
- Menggali potensi dan sumber-sumber kehidupan yang ada dilingkungan sekitar peserta didik, untuk memecahkan masalah keaksaraan.
Sedangkan dalam buku penyelenggaaraan Program
Keaksaraan Fungsional (2005: 8-9) tujuan program Keaksaraan Fungsional adalah
dalam rangka memenuhi amanat konstitusi agar semua warga negara buta aksara
memiliki kemampuan dasar baca-tulis-hitung.
Manfaat Program Keaksaraan Fungsional
- Membuka wawasan untuk mencari sumber-sumber kehdidupannyamelaksanakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan efesien
- Mengunjungi dan belajar pada lembaga yang diperlukan
- Memecahkan masalah keaksaraan dalam kehidupan sehari-hari;
- Mengenal, mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikapa pembaharuan untuk meningkatkan mutu dan taraf hidupnya serta ikut berpartisipasi dalam pembangunan.
How do you make money at online casinos in 2021?
BalasHapusBetting on 메리트 카지노 sports is หารายได้เสริม one of the very few opportunities for online casinos. However, it may have some risks 인카지노 for those who like betting online